Cibiru Wetan. Desa. id. Bagi sebagian kalangan terutama anak muda Cibiru Wetan belum gak banyak yang mengenal kalau di desanya ada seorang maestro seni ukir khususnya dalam pembuatan wayang golek, M Duyeh yang merupakan salah seorang perajin wayang golek yang seringkali di undang sebagai narasumber di Museum Kesenian Jakarta hingga kini konsisten menggeluti  profesinya sebagai pembuat wayang golek.

Kita begitu khatam mengenal para dalang yang memainkan wayang golek, ketawa dan berdecak kagum pada kelihaian kidalang diatas panggung, namun siapa yang membuat wayang golek yang kita tonton nyaris tidak ada yang memperhatikan.  Salah satu sosok yang berperan besar menyediakan tontonan dan sekaligus tuntunan itu adalah M. Duyeh perajin wayang golek di Cibiru Wetan dan Cileunyi yang masih tersisa dan tetap bergelut di bidangnya.

Wayang M. Duyeh memamng bukanlah wayang pasaran (kodian) melainkan wayang petingan atau wayang yang dikerjakan dengan kualitas terbaik sehingga harganya pun terbilang cukup tinggi. Ditengah semakin bergesernya nilai-nilai seni perajin wayang golek perlu berjuang keras untuk tetap bertahan hidup karena permintaan pembuatan wayang semakin berkurang seiring dengan semakin jarangnya warga masyarakat yang mementaskan wayang karena biayanya yang cukup mahal. Terlebih ditengah pandemi maka usaha inipun turut merasakan dampak krisis yang luar biasa ini.

Saat diwawancara M. Duyeh bertutur baginya membuat wayang golek bukan sekedar profesi tapi merupakan komitmen untuk mempertahankan seni budaya, seraya berharap akan ada generasi berikut yang tertarik dan mau belajar membuat wayang golek untuk mempertahankan warisan budaya yang tak ternilai ini. Baginya cukup bersyukur anak-anaknya ada yang tertarik mewarisi keahliannya sehingga berkeyakinan seni pembuatan wayang golek akan jadi keterampilan yang lestari di tatar pasundan. (HS)